Laman

Ujian Tengah Semester KOsmografi (Jumat 21 april 2017)

Silahkan soal UTS Kosmografi didownload ada di sini
Selengkapnya.............

Planet Sembilan Diduga Sebagai Penyebab Kemiringan Tata Surya : Studi terbaru oleh ilmuwan California Institute menemukan bahwa Planet Sembilan kemungkinan merupakan penyebab kemiringan seluruh Tata Surya, kecuali Matahari.

Sejak bertahun-tahun lalu, ilmuwan menemukan bahwa zona orbit delapan planet di Tata Surya miring sekitar enam derajat dibandingkan dengan ekuator Matahari. Perbedaan ini telah lama menjadi misteri dalam dunia astronomi. Studi terbaru oleh ilmuwan California Institute of Technology di Pasadena yang dipublikasikan dalam jurnal The Astrophysical Journal menemukan bahwa Planet Sembilan kemungkinan merupakan penyebab kemiringan seluruh Tata Surya, kecuali Matahari. Planet Sembilan merupakan planet di tepi Tata Surya yang kehadirannya ditemukan lewat permodelan matematika dan simulasi komputasi, namun belum dikonfirmasi melalui pengamatan. Jika benar ada, diperkirakan massa planet ini sekitar 10 kali massa Bumi dan mengorbit Matahari pada jarak 500 kali jarak Bumi-Matahari. Penelitian juga menunjukkan bahwa Planet Sembilan memiliki orbit yang lebih miring sekitar 30 derajat dibandingkan orbit delapan planet lainnya. Hasil simulasi komputer yang dilakukan oleh tim ilmuwan, menunjukkan bahwa kemiringan delapan planet resmi dapat dijelaskan dengan pengaruh gravitasi dari Planet Sembilan selama 4,5 miliar tahun—usia Tata Surya.Sejak bertahun-tahun lalu, ilmuwan menemukan bahwa zona orbit delapan planet di Tata Surya miring sekitar enam derajat dibandingkan dengan ekuator Matahari. Perbedaan ini telah lama menjadi misteri dalam dunia astronomi. Studi terbaru oleh ilmuwan California Institute of Technology di Pasadena yang dipublikasikan dalam jurnal The Astrophysical Journal menemukan bahwa Planet Sembilan kemungkinan merupakan penyebab kemiringan seluruh Tata Surya, kecuali Matahari. Planet Sembilan merupakan planet di tepi Tata Surya yang kehadirannya ditemukan lewat permodelan matematika dan simulasi komputasi, namun belum dikonfirmasi melalui pengamatan. Jika benar ada, diperkirakan massa planet ini sekitar 10 kali massa Bumi dan mengorbit Matahari pada jarak 500 kali jarak Bumi-Matahari. Penelitian juga menunjukkan bahwa Planet Sembilan memiliki orbit yang lebih miring sekitar 30 derajat dibandingkan orbit delapan planet lainnya. Hasil simulasi komputer yang dilakukan oleh tim ilmuwan, menunjukkan bahwa kemiringan delapan planet resmi dapat dijelaskan dengan pengaruh gravitasi dari Planet Sembilan selama 4,5 miliar tahun—usia Tata Surya. “Karena Planet Sembilan sangat besar dan orbit yang sangat miring dibandingkan orbit planet lainnya, Tata Surya tak punya pilihan lain kecuali “melenceng” secara perlahan,” ujar pemimpin studi, Elizabeth Bailey. Lantas, bagaimana bisa Planet Sembilan begitu berpengaruh pada keseluruhan Tata Surya kita? “Massa Planet Sembilan hanya 10 kali massa Bumi, tak begitu besar dibanding Jupiter yang massanya 300 kali Bumi, tetapi orbitnya sangaat besar, sehingga ia memiliki momentum angular yang besarnya setara dengan gabungan seluruh planet lain di tata surya,” ujar Konstantin Batygin, peneliti yang juga terlibat dalam studi. Meski demikian, perlu digarisbawahi bahwa hasil penemuan ini belum dapat dikonfirmasi. “Belum dapat dipastikan bahwa Planet Sembilan benar-benar ada, karena kita belum pernah melihatnya,” kata Batygin. “Apakah saya yakin Planet Sembilan ada? Tentu saja!” tegasnya. Bukti-bukti keberadaan Planet Sembilan bisa saja hadir. Batygin mengatakan bahwa beberapa kelompok astronom kini sedang menyelidiki keberadaan Planet Sembilan menggunakan beberapa teleskop terbesar di dunia. (Lutfi Fauziah. Sumber: Space.com, Huffington Post, Astronomy.com)
Selengkapnya.............

PENDIDIKAN KONSERVASI ROMBEL 144

Ujian Tengah Semester Pendidikan Konservasi Rombel 144 soal dapat didownload di sini
Selengkapnya.............

Fenomena Langka Gerhana Bulan Merah Hiasi Langit

Malam Ini, Fenomena Langka Gerhana Bulan Merah Hiasi Langit Fenomena alam langka akan terjadi dan bakal menghiasi langit Bumi pada 27 September 2015 atau Minggu malam ini. Gerhana Bulan Supermoon (Bulan merah darah), kembali menampakkan keindahannya setelah 18 tahun tidak terjadi. Pemandangan ini tentunya bakal dinantikan miliaran umat manusia di dunia.

Fenomena yang termasuk langka tersebut terakhir dilihat pada 1982, lalu 1997, sekarang 2015 dan fenomena selanjutnya akan terjadi pada 2033, yang merupakan hasil dari peristiwa trifecta.

Dr. David Wolf, mantan Astronomi NASA, mengatakan Bulan berada pada tahap yang paling penuh dan akan berada dekat dengan lokasi Bumi, yang menjadikannya supermoon. Gerhana Bulan supermoon ini akan memiliki 14 persen lebih besar dan 33 persen lebih terang dari bulan purnama pada umumnya.
Selanjutnya, manusia akan menyaksikan gerhana Bulan, di mana Bumi akan berbaris tepat antara Matahari dan Bulan, sehingga menyebabkan Bulan benar-benar jatuh dalam bayangan Bumi. Kemudian, karena sebagian dari cahaya dibiaskan atmosfer Bumi, maka Bulan akan menampakkan rona merah.
Sebagaiamana dilaporkan Digital Trends, Minggu (27/9/2015), keindahan Gerhana Bulan total supermoon langka ini akan terjadi pada Minggu sekira pukul 19.00 hingga Senin (28 September 2015), pukul 00.27 detik (semua waktu timur). Setelah melewati waktu tersebut, Bulan perlahan akan keluar dari bayangan Bumi.
Fenomena luar angkasa ini dilaporkan bisa dinikmati oleh sekira 3 miliar dari penghuni Bumi, dengan sekira 1 miliar orang di belahan Bumi Barat, 1,5 miliar orang di seluruh Eropa dan Afrika, dan sekira setengah miliar orang di bagian Barat Asia, mampu menyaksikan fenomena langka tersebut. Meski begitu, cuaca memiliki andil untuk menyaksikan fenomena langka tersebut.

Selengkapnya.............

Mengapa Venus dan Uranus Berbeda dengan Planet yang Lain


Perbandingan sumbu rotasi bumi, Venus dan Uranus
Kedua planet yang ditanyakan ini merupakan misteri di Tata Surya kita. Ini membuka kesempatan yang luas bagi teoretikus untuk bermain dengan simulasi menggunakan komputer.
Venus, berbeda dengan planet-planet lainnya, bergerak berlawanan arah (retrogade). Jika dilihat dari kutub utara, Bumi bergerak dari barat ke timur. Sebaliknya, Venus bergerak dari timur ke barat dan sekali berotasi memerlukan waktu 243 hari bumi. Seandainya kita tinggal di sana, kita akan melihat Matahari terbit dari barat dan tenggelam di timur.
Kenapa ini bisa terjadi? Menurut simulasi yang dikemukakan oleh Alex Alemi dan David Stevenson, kita perlu melihat saat Tata Surya masih muda. Masih banyak bongkahan-bongkahan besar sisa pembentukan planet. Planet-planet masih mengalami tumbukan dengan bongkahan-bongkahan ini. Misalnya saja Bumi-muda kita ini bertumbukan dengan bongkahan seukuran Mars yang sekarang; pecahan-pecahan tumbukan ini terlontar ke angkasa dan menyatu menjadi Bulan.Venus pun bertumbukan dengan bongkahan-bongkahan ini. Setidaknya Venus mengalami dua kali tumbukan besar. Yang pertama seperti yang terjadi pada Bumi sebagaimana dijelaskan di atas. Venus pernah punya satelit. Namun, setelah kira-kira 10 juta tahun kemudian Venus mengalami tumbukan dahsyat di sisi yang berseberangan dari tumbukan pertama. Tumbukan kedua ini mengakibatkan perubahan arah rotasi Venus. Perubahan ini terjadi karena si planet menyerap energi orbital bulan melalui gerak pasang surut. Akibatnya, bulan tadi bergerak spiral menuju si planet hingga akhirnya keduanya bertabrakan.
Kita tinggalkan Venus dan menuju Uranus, yang tidak kalah unik dari Venus. Umumnya planet mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang hampir tegak lurus terhadap bidang orbit. Tetapi, sumbu Uranus miring 97 derajat dari sumbu tegak. Ya, Uranus bergerak menggelinding ketika mengitari Matahari. Bagaimana ini bisa terjadi pada planet yang massanya sekitar 15 kali massa Bumi?
Perlu suatu peristiwa yang mahadahsyat untuk mengubahnya menjadi sebagaimana keadaannya sekarang. Tidaklah mungkin planet itu sejak terbentuknya sudah demikian. Sebagian teori menyatakan bahwa saat pembentukan Tata Surya, cikal bakal planet sebesar Bumi bertumbukan dengan Uranus dan menyebabkan sumbu rotasinya berubah.
Ada juga teori yang tidak melibatkan tumbukan. Simulasi yang dilakukan Boue dan Laskar dari Observatorium Paris menunjukkan bahwa Uranus dahulu sekali punya bulan yang sangat besar. Massa bulan ini, meskipun hanya 0.1 % massa Uranus, mampu menarik sumbu rotasi Uranus dalam waktu jutaan tahun. Lalu, kemana bulan ini pergi? Kemungkinan besar bulan ini tertendang oleh gravitasi ketika planet masif lainnya lewat.
Selengkapnya.............